KEBERSERAHAN DIRI


DAMAI SEJAHTERA

BLOG INI HANYA UNTUK MANUSIA YANG MENDAMBAKAN PERDAMAIAN DUNIA KHUSUSNYA ANAK-ANAK ABRAHAM AGAR TERCIPTANYA SEBUAH SYSTEM KEHIDUPAN KEBERSERAHAN DIRI, DAMAI DAN SEJAHTERAH

Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat/firman (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tiada kita abdi kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah." Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)."

Laman

Jumat, 21 Mei 2010

HAKIKAT PENCIPTAAN MANUSIA

Bila kita melihat kehidupan manusia hari ini, banyak sekali manusia-manusia meninggalkan fungsi dirinya diciptakan. Status sosial, jabatan, istri yang cantik merupakan tujuan dalam hidup, pemuda-pemudi lebih gemar kehidupan glamour dibandingkan pencarian jati diri mengenal Tu[h]an, didaerah konflik lebih senang melihat darah dibandingkan melihat sesama saling beramah tamah. Yang kaya semakin menampakkan keberingasan dan kebuasan karena merasa ia yang berkuasa, si miskin hanya bisa meratap dan mengelus dada menerima keadaan yang ada, fornografi adalah dalil dari lambing seni, pembunuhan, perzinahan, korupsi merupakan makan sehari-hari dimedia televisi, fanatisme agama dan golongan merupakan dasar acuan yang tak terbantahkan.
Pernakah kita menyadari kenapa hari ini kita bisa tampil seperti ini?? Dengan wajah yang tampan, fisik yang gagah, serta harta yang berlimpah. Ataupun sebaliknya, dengan wajah pas-pasan tubuh cacat, terlahir miskin, lalu kita sombong dan angkuh, serta hidup semaunya saja.
Ada beberapa hakikat penciptaan yang melemahkan ke-EGO-an, sehingga kita merasa lemah, merasa kecil dihadapan-Nya dan membuang jauh rasa sombong yang menghinggapi kita. Salah satunya adalah penciptaan diri kita sendiri.
Dalam Quran surat Al-Insan Allah menjelaskan dengan sangat indah sekali tentang proses kejadian manusia, bahwa inilah pelajaran agar kita dapat memanfaatkan sisa-sisa hidup ini.

1. Bukankah Telah datang atas manusia satu waktu ketika ia belum dapat disebut apa-apa?
Dari firman Allah diatas sangat nampak sekali bahwa manusia itu adalah makhluk yang baru yang sebelum terlahir dahulunya ia adalah bukan sesuatu yang dapat disebut, atau bisa dikatakan dari sesuatu yang tidak ada harganya. Kejadian manusia dari Adam yang merupakan orang bilang adalah manusia pertama hingga Yesus (Isa) yang banyak diyakini terlahir tanpak bapak sebenarnya tercipta dari unsur-unsur Organik (Mineral) dan unsur anorganik (Kromosom) yang terkemudian berproses menjadi nufah (sperma), yang tersimpan dalam dinding yang kokoh.
Kejadian manusia adalah pelajaran.
Proses kejadian manusia menurut Quran terurai dalam Surat Almu’minun (23) ayat 12-14, Sebagai berikut :

12. Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
13. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
14. Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah (Keterikatan/Ketegantungan/Kecendrungan), lalu Alaqoh itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.
Segala sesuatu yang dimakan oleh manusia hakikatnya adalah dari tanah, baik sayur-mayur (nabati) ataupun segala macam daging (Hewani). Dalam ilmu kontemprer biologi unsure tanah yang terdiri dari 103 unsur yang kemudian terserap dan dimakan oleh hewan atau tumbuhan, lalu hewan dan tumbuhan tersebut dimakan oleh manusia, kemudian diproses dan dicerna dalam tubuh, tersisa dari proses tersebut menjadi 13 unsur, (dalam hal ini disebut SULALA) Kata “sulala”, dalam bahasa Arab yang diterjemahkan sebagai “SARI”, berarti bagian yang mendasar atau terbaik dari sesuatu, hasil dari sari pati tanah itulah yang terkemudian menjadi Sperma (NUTFAH) (1).

Sebelum proses fertilisasi (baca : pembuahan) terjadi, 40-150 juta sperma terpancar dari si laki-laki, kemudian sperma itu berenang menuju sel telur yang jumlahnya hanya satu setiap siklusnya. Sperma-sperma melakukan perjalanan yang sulit di tubuh si ibu sampai menuju sel telur, karena saluran reproduksi wanita yang berbelok belok, dan tingkat kadar keasaman yang tidak sesuai dengan sperma, serta gerakan ‘menyapu’ dari dalam saluran reproduksi ,dan juga gaya gravitasi yang berlawanan menyebabkan banya k sel sperma yang gugur.

Dari 40-150 juta sperma yang berhasil mencapai sel telur. Sel telur, hanya akan memperbolehkan masuk SATU sperma saja (disinilah terjadi persaingan yang ketat). Setelah masuk dan terjadi fertilisasi belum tentu si zygot ini (bahasa biologinya : konseptus) menempel di tempat yang tepat di rahim.
Ketika sperma dari laki-laki bergabung dengan sel telur wanita, dan berada dalam uterus, sel telur yang telah mengalami fertilisasi menempel pada ‘endometrium proses tersebut dinamakan IMPLANTASI dan sel-sel tersebut terus berkembang biak dengan membelah diri dalam hal ini disebut ALQOH (2) atau Ketegantungan , Arti kata “‘alaq” dalam bahasa Arab adalah “sesuatu yang menempel pada suatu tempat”. Setelah proses implantasi, sejumlah sel berkembang menjadi plasenta dan sel lainnya menjadi MUDHGHOH (3).

Mudgoh adalah sebuah organ yang lunak, Mudghoh juga digambarkan sebagai lintah yang menempel pada tubuh untuk menghisap darah. Dimana tempat mulut hisapanya itu adalah cikal bakal tali pusar (Plasenta). Sekitar 3 minggu pasca ovulasi, mulailah terjadi pembentukan otak, sumsum tulang belakang, dan jantung proses selanjutnya dalam rahim ibu adalah terbentuk tulang belulang, (IZOMAN)(4) yang kemudian terbentuklah otot yang membungkus tulang-tulang itu (LAHMAN)(5).
Prosesnya pembentukan bayi melalui tiga (3) tahapan dimana di dalam Al-quran Surat 39 ayat 6 mengatakan :
6. Dia menciptakan kamu dari seorang diri Kemudian dia jadikan daripadanya isterinya dan dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam TIGA KEGELAPAN. yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tu[H]an kamu, Tu[h]an yang mempunyai kerajaan. tidak ada Tu[h]an selain Dia; Maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?

Sebagaimana yang akan dipahami dalam ayat ini, bahwa seorang manusia diciptakan dalam tubuh ibunya dalam tiga tahapan yang berbeda. Sungguh, biologi modern telah mengungkap bahwa pembentukan embrio pada bayi terjadi dalam tiga tempat yang berbeda dalam rahim ibu.
Fase-fase ini mengacu pada tahap-tahap yang berbeda dari perkembangan seorang bayi. Ringkasnya, ciri-ciri tahap perkembangan bayi dalam rahim adalah sebagaimana berikut:

- Tahap Pre-embrionik
Pada tahap pertama, zigot tumbuh membesar melalui pembelahan sel, dan terbentuklah segumpalan sel yang kemudian membenamkan diri pada dinding rahim. Seiring pertumbuhan zigot yang semakin membesar, sel-sel penyusunnya pun mengatur diri mereka sendiri guna membentuk tiga lapisan (bahasa biologinya disebut lapisan lembaga ektoderm, mesoderm, endoderm )

- Tahap Embrionik
Tahap kedua ini berlangsung selama lima setengah minggu. Pada masa ini bayi disebut sebagai “embrio”. Pada tahap ini, organ dan sistem tubuh bayi mulai terbentuk dari lapisan- lapisan sel tersebut.

- Tahap fetus
Dimulai dari tahap ini dan seterusnya, bayi disebut sebagai “fetus”. Tahap ini dimulai sejak kehamilan bulan kedelapan dan berakhir hingga masa kelahiran. Ciri khusus tahapan ini adalah terlihatnya fetus menyerupai manusia, dengan wajah, kedua tangan dan kakinya.

Setelah Proses demi proses telah dilalui dan usia kehamilan mencapai 37 minggu (9Bulan) maka janin siap dilahirkan menjadi bayi proses inilah yang disebut KHOLKON AKHOR (6)(Penciptaan yang Terakhir), Kata akhor /akhir dalam hal ini adalah berupa makluk baru yakni manusia yang sempurna yang terlahir dari rahim ibunya.
Skelumit telah urai proses penciptaan manusia menurut Quran melalui tahap demi tahap, akan tetapi bila kita melihat sudut pandang kaum agamis baik farisi dan saduki mengatakan bahwa ayat 1 surat Al-Insan menurut meraka adalah : pada satu masa dimana pada saat itu manusia belum disebut apa-apa, manusia berkumpal pada sebuah alam yakni alam ruh, ruh-ruh manusia yang dari orang pertama sampai orang terakhir berkumpul di alam itu, hal tersebut didasari oleh pemikiran atau doktrin sokrates dan plato yakni pilsuf yunani, kemudian masuk kedalam ajaran islam. Ulama islam yang mengatakan demikian karena bersandar dari surat 7 (Al-a’raf) ayat 172.

172. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku Ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan)",

Mengacu kepada ayat tersebut mereka mengatakan pada satu masa dialam ruh Allah pernah meminta kepada tiap-tiap ruh dari keturunan adam untuk bersaksi, Allah bertanya kepada ruh-ruh tersebut “Bukankah aku Robmu??”,. Mereka menjawab betul engkau rob kami.

Bahwa konsep sebelum dikandung ibunya ia berada dialam RUH, sesungguhnya sudah dapat terbantahkan dari ayat 1 Surat Al-insan itu sendiri, kata yakun  adalah kata yang selumnya tidak ada, yang kemudian menjadi ada artinya memang sebelum proses kejadian dan kelahiran manusia tidak ada sesuatu atau belum dapat disebut , apapun itu kata atau kalimatnya., Di konsep idealisme konsep tersebut tidak dapat diterima karena tidak mungkin dari yang mati menghasilkan yang hidup, harus dari yang hidup menghasilkan yang hidup, akan tetapi Allah mampu menghidupkan dari yang mati. Penafsiran 7/172 mengenai alam ruh adalah warna dari filsuf yunani yakni sokrates dan aristoteles.
Kata anak adam (BaniAdam) adalah orang-orang yang berjalan disirothol mustaqim artinya adalah orang orang yang sesuai dengan surat 4/68-70 yakni Nabiyin, Sidiqin, Suhada, dan Sholihin, yang tentunya meraka telah mengenal tentang Ke ILLAH an, bahwa hanya Allah lah yang menjadi Rob(Pengatur), Malik(Penguasa/Raja), dan Illah (yang diabdi) Karena lawan dari bani adam adalah bani iblis yang tentunya orang-orang yang berjalan di shirotol magdhub waldhollin (Al-Fatiha). Bila Qs: 7/172 dipaksakan maknanya tentang adanya alam roh maka akan bertentangan dengan Qs: 42/52 . sebagai berikut:
52. Dan Demikianlah kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.
Tatkala Manusia bersaksi bahwa Allah adalah Robnya meraka, maka manusia harus melalui tahap pencarian atau tahap pembelajaran karena yang dikatakan ruh itu adalah Perintah atau Firman Allah (Wahyu). Tahap pencarian dan pembelajaran itulah yang menjadika alquran sebagai cahaya yang mampu menerangi qolbu sehingga faham dari ketidak fahamanya.. Apabila kita memasuki ranah faham idealis sufi seolah-olah quran tersebut tidak perlu karena pada satu masa manusia pernah bersaksi bahwa Allah adalah robnya. Untuk apalagi mempelajari quran toh kita pernah beriman kepada Allah sehingga hiduplah yang normal-normal saja. Apakah seperti itu?? Itulah dalil yang menggungurkan tentang Alam Ruh.

Qs:76/2 Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), Karena itu kami jadikan dia mendengar dan Melihat.
Al-Insan:3. Sesungguhnya kami Telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.

Dari Proses tentang kejadian manusia yang telah diurai diatas dari sulalah kemudian Alaqoh, bermutasi menjadi mudgoh, kemudian menjadi izoman dan dibalut dengan lahman hingga mencapai puncak penciptaan yang mutakhir yakni bayi, prosesnya manusia belum selesai sampai disitu. Dia akan diuji dengan perintah dan larangan.
Dalam sebuah proses manusia menuju kepada Allah ada beberapa tahapan yang harus kita fahami sebagaimana berikut:

1. Tahapan Makluk yang belum dapat disebut (unsure tanah) : Karena sebelum proses penciptaan manusia, ia hanya berasal dari sari pati tanah yang pada saat itu belum dapat disebut apa-apa (hanyalah unsure-unsure organik dan anorganik). Dari sesuatu ketiadaan menjadi ada.

2. Tahapan Hewan / Binatang (Al-haiwan) : Setelah proses 9 bulan (± 37 minggu) dalam kandungan sang ibu kemudian terlahir sebagai makhluk baru, manusia pada saat itu hanya mengedepankan fungsi otak reptilnya saja (Emotional questions /EQ), ketika ia lapar atau haus ia akan menagis dengan pengharapan ada orang tua yang akan melayaninya, belum mampu membedakan mana baik atau buruk yang terpenting baginya adalah hanya untuk kepentingan dirinya. Maka tahapan kedua menuju Allah sebagai robnya pada dasarnya manusia adalah binatang, pada usia ini manusia masih ber ROB kepada orang tuanya. Karena orang tuanyalah pada saat itu yang mengatur, mendidik, memelihara, mengayomi, mengasihi dan menyayangi dan pada saat itu pula orang tua yang menjadi pemimpinya.

3. Tahapan Manusia /Al-Insan : pada usia balig secara jasmani kurang lebih berusia 14 tahun, manusia mulai Mencari jati dirinya melalui tahapan belajar dengan mengedepan kan intelligent questions (IQ) mencerna berbagai macam ilmu, ajaran ataupun doktrin dan mampu membedakan mana baik mana buruk belum mampu membedakan mana benar (Haq) mana salah (Bathil) ketika itupula peralihan orang tua sebagai Rob mulai memudar/berkurang dengan dapat dilihat pada usia itu antara 6-14 tahun si-anak mulai banyak membantah dan melawan orang tuanya. Pada tahapan ke 3 inilah yang nantinya menentukan derajat manusia sebagaimana dalam surat Al-Insan ayat 3:

Sesungguhnya kami Telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.

Dengan bermodalkan EQ (Nafs) Dan IQ (Fuada) manusia mulai memahami tentang fungsi keberadaan dirinya, ia berfikir tentang apa Itu Tu[h]an, dimana tu[h]an, kenapa saya ada, untuk apa saya diciptakan. SQ (Spiritual Questions) mulai memandunya untuk mencari nilai-nilai ke ILLAH an. Dikerahkan segala daya kekuatan berfikirnya untuk, mencari hakikat hidup ini . Sebagaimana firman Allah Sesungguhnya kami Telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.
Qs: 42/51. Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang dia kehendaki. Sesungguhnya dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.

52. Dan Demikianlah kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.

Allah menunjuki jalan yang lulus kepada seseorang dengan tiga cara pertama Allah berkata-kata kepadanya Melalui perantaraan wahyu yaitu firman-firman Allah yang telah difahaminya melalui kitab-kitab (kauniyah), kedua melalui belakang tabir yakni alam semesta sebagai ayat kauliyah (Al-bayan) dan yang ketiga adalah melalui seorang utusan-Nya yang dalam hal ini adalah Rosul Allah yang menyampaikan ayat-ayatnya, membersihkan/mensucikan, mengajarkan hukum-kukum kehidupan dan langkah-langkah kebijaksanaan/memimpin. Ketika telah ditunjukinya jalan yang lurus maka terserah manusia, apakah ia bersukur atau kufur Allah pada saat itu hanya bersikap netral.

Ketika ia bersyukur maka akan naik derajatnya menjadi makhluk yang ahsanutaqwim (Sebaik-baik makluk) ketika ia kufur maka ia akan menjadi makhluk yang asfalasafilin (Serendah rendah makluk) yang dalam Qs: 7/179 manuisa itu seburuk-buruk binatang ternak bahkan di perumpamakan seperti anjing (Qs: 7/176)

4. Tahapan Malaikat: Ketika mendengar kata malaikat maka imajinasi kita tergambar sesosok makhluk yang bersayap, mampu terbang kelangit, yang berprilaku sangat baik ada yang memberi rizki, menyampaikan wahyu, mencatat amal baik-buruk, selalu menyebut nama Allah, penjaga surga-neraka dan lain-lain. Malaikat berasal dari kata “Bahasa Arab” malak (Mufrod/tunggal) yang berarti kekuatan Jamaknya adalah malaikah .Ketika seorang manusia telah menerima firman-firman Allah yang telah disampaikan melalui utusanya kemudian ia berjanji setia, setiap nafasnya adalah wahyu Allah, setiap perbuatanya adalah sesuai dengan perintah-perintah Allah, ia mampu terbang kelangit artinya ia telah meninggalkan hayatiddunya (Kehidupan yang rendah) tak ubahnya derajat manusia itu adalah sama dengan malaikat yang selalu ruku’dan sujud kepada Allah

Malaikat identik dengan sayap. Sayap adalah sarana untuk terbang kelangit dan melepaskan dirinya dari gaya grafitasi bumi. Seorang Mu’min yang telah mampu melepaskan gaya grafitasi bumi dalam hal ini hayatiddunya hakikatnya adalah malaikat yang bersayap, Ketika malaikat itu yang tergambar sebagai makhluk jisim latif (Makluk halus) yang tak nampak oleh mata itu hanyalah fakta imajiner manusia, toh kalau memang ada seharusnya manusia dapat melihat dan merasakan keberadaanya siapapun itu orangnya.
Allah seumpama penjual emas.

Perumpamaan Allah sebagai penjual emas adalah sebagai berikut, seorang pedagang emas adalah pedagang yang paling teliti ia akan mengecek dan ricek kembali emas yang akan dibeli dari sipenjual walaupun sipenjual itu membeli emas darinya bahkan lengkap dengan surat-surat yang ia keluarkan dari tokonya. Sorang pedagang emas yang berpengalaman tentunya memulai profesinya sejak lama bahkan ada yang mewarisi dari turun temurun, karena pengalaman yang banyak sudah pasti sang pedagang mampu membedakan mana emas murni mana yang campuran hanya dengan melihat dengan matanya, tetapi kenyataanya tidak!!, sang pedagang akan mengecek dan ricek kembali sesuatu emas yang diterima dari penjual mengujinya dengan campuran zat kimia tertentu tidak lantas hanya dengan melihat atau mendengar kemudian ia yakin bahwa itu emas murni atau campuran.

Allah pun demikian, Walaupun mereka menyatakan beriman kepada Allah tidak lantas Allah berdiam diri, Allah akan terus menguji dan mengujinya sampai benar-benar bahwa emas yang diterimanya murni atau campuran.

Manusia yang telah sampai kepada tahap yang ke 4 yakni mencapai sifat atau jiwa malaikat Allah akan tetap mengujinya sampai Allah yakin hambanya murni dalam mengabdi kepadanya (IKHLAS). Jangan kita mengira setelah sampai pada tahap ke 4 Allah sudah membenamkan cinta kepada hambanya lihat saja kisah pengangkatan Adam sebagai khalifah (Qs: 2/30-35) . Bahwa dalam kisah tersebut ada malaikat-malaikat yang sombong yang tak mau ta’at kepada Allah ketika Allah memerintahkan kepada malaikat untuk tunduk (Sujud) kepada Adam. Karena tidak mau sujudnya / tunduk kepada Adam karena merasa Yang “PALING”/ SOMBONG” Maka jatuhlah ia dalam sebuah gelar yang Allah berikan kepadanya yaitu IBLIS, jadi yang dinamakan iblis adalah malaikat yang tidak patuh kepada Allah karena kesombonganya.
Kecuali adalah Orang orang yang Murni (Ikhlas) dalam mengabdi kepada Allah.

Qs:15/39. Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau Telah memutuskan bahwa Aku sesat, pasti Aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti Aku akan menyesatkan mereka semuanya,
40. Kecuali hamba-hamba Engkau yang MUKHLIS di antara mereka".
41. Allah berfirman: "Ini adalah jalan yang lurus, kewajiban Aku-lah (menjaganya)

KESIMPULAN
1. Dari uraian diatas sangatlah jelas bahwa untuk apa manusia menjadi sombong dan angkuh dengan tidak mau mentegakkan Dinullah (Hukum-hukum sang pencipta) padahal ada satu waktu dikala itu manusia adalah sesuatu yang belum dapat disebut.
2. Proses kejadian manusia dapat menggugurkan adanya alam ruh sebagai mana mayoritas manusia hari ini baik itu dari Yahudi, Nasrani, maupun Islam.
3. Proses kejadian manusia telah dijelaskan oleh Allah melalui Alquran 14 abad yang lalu, lantas informasi apa yang diambil hikmahya oleh Muhammad pada waktu itu, apakah ayat-ayat penciptaan manusia yang tertulis dalam quran agar Muhammad hanya menjadi dukun beranak atau bidan??, Tidak!!!! Tentunya dibalik proses penciptaan manusia ada hikmah yang paling mendasari dalam penegakkan hukum Allah dibumi. “Allah menciptakan dan membangkitkan sebuah komunitas prosesnya bagaikan menciptakan satu tubuh”.
4. Proses menuju cintanya kepada Allah melalui beberapa tahapan dan ujian, Allah tidak akan tinggal diam dan membiarkan begitu saja orang-orang yang berkata bahwa kami telah beriman padahal meraka belum di uji, sampai benar-benar Allah memisahkan mana orang yang murni dalam mengabdi kepadanya mana orang yang fasik dihadapanya.
5. Hukum sunatullah mencatat bahwa proses penciptaan manusia harus melalui tahapan demi tahapan, yang dimulai dari pembuahan sel sperma laki-laki bertemu dengan indung telur sang ibu kemudian berproses sampai lahirnya bayi kedunia, itu adalah hukum yang tidak dapat terbantahkan, maka bila ada seseorang yang lahir tanpa bertemunya sel sperma laki-laki dengan sel telur perempuan berarti Allah sudah melanggar hukumnya sendiri, berarti Allah tidak konsisten atau dengan kata lain Allah“FASIQ” Apakah penciptaan Adam dan Yesus (Isa) Allah harus melanggar hukumnya sendiri?????....
6. Apakah setelah proses kejadian manusia tersebut anda masih berfikir Allah yang menciptakan manusia atau manusia yang menciptakan Allah?.
7. Berusahalah menjadi orang-orang yang Ikhlas, karna hanya orang yang ikhlas yang menjadi penghuni jannah (Kebun).
8. MAHA BENAR ALLAH DENGAN SEGALA FIRMANNYA.

Jumat, 14 Mei 2010

keturunan dari istri ke 3 abraham keturah

Menurut sebuah manuskrip kuno, bangsa Melayu berasal dari keturunan Nabi
Ibrahim dgn isteri ketiga beliau bernama Siti Qatura/Keturah.

Setelah kewafatan Sarah, Nabi Ishak a.s. telah merayu Nabi Ibrahim a.s.
untuk berkahwin dengan ibu angkat beliau dari kerajaan Champa Kuno (bukan
Champa Baru di era Angkor). Akhirnya Nabi Ibrahim a.s. bersetuju dan
berkahwin dengan Siti Keturah dan telah dikurniakan Allah 6 orang anak
- Zimran, Jokshan, Medan, Midian, Ishbak dan Shuah. Anak-anak mereka inilah
menjadi pengasas kepada bangsa Melayu.

Melayu diambil dari perkataan 'Mala' (nama bangsa asas Keturah). Nama ini
sama dengan nama yang tertulis dalam manuskrip yang dikaji oleh Ralph
Olssen. Bukan itu sahaja, keturunan Keturah inilah yang ramai tinggal di
Tanah Melayu, Sumatera, Jawa, Borneo, Sulawesi dan Mindanao. Kesemua tempat
ini merupakan tempat yang mempunyai tulisan purba yang diadaptasi dari
tulisan Semitik Purba. Tulisan Rencong adalah tulisan rasmi Melayu.Jawa dan
Bugis juga mempunyai tulisan yang hampir serupa. Agama rasmi Melayu adalah


agama Jawi. Agama Jawi adalah agama Nabi Ibrahim a.s. Penggalian di sebuah
daerah di Jordan menemukan kota purba yang bernama Jawi/Jawa.

Keturah bukanlah Melayu. Walaupun beliau melahirkan bangsa Melayu, Keturah
adalah daripada bangsa Mala. Melayu adalah bangsa Mala yang mempunyai darah
keturunan Nabi Ibrahim a.s.

Semua bangsa seperti Jakun, Iban, Kadazan, Melanau, Bajau, dan seumpamanya
adalah merupakan bangsa asal Mala. DNA bagi bangsa ini adalah 01m-19a. Ini
menerangkan Keturah mungkin berasal dari satu kerajaan purba yang sedia ada
di Timur ketika zaman Nabi Ibrahim a.s.

Bagaimana Ptolemy boleh mengetahui peta lengkap Semenanjung Tanah Melayu
pada abad kedua Sebelum Masehi berserta gelaran Golden Chersonese
(Semenanjung Emas) padahal mengikut sejarah moden orang-orang Barat hanya
sampai di dunia sebelah sini selepas ekspedisi penjelajah Sepanyol dan
Portugis seperti Magellan? Sama seperti Piri Reis yang membuat peta paling
misteri di dunia berdasarkan manuskrip peta-peta kuno, Ptolemy juga mendapat
sumber yang sama,dari manuskrip peta-peta kuno lama sebelum era Yunani,
sebahagiannya dari era Firaun kuno.

Suku kaum Aryan ini adalah kaum pahlawan yang memiliki kepakaran dalam
kesusasteraan Vedic India/Parsi.Para sarjana geneologi dan antropologi telah
mengkaji kaum Aryan ini sejarahnya dapat ditelusuri sehingga kerajaan purba
Scythia iaitu satu kawasan yang melewati perbatasan Parsi-India,lebih utara
dari Bactria.

Ramai sarjana mempercayai agama purba Zoroester berasal dari timur Iran di
mana kaum Kambuja berasal.

Beberapa sarjana telah menjejak misteri kaum Aryan ini sehingga ke inkripsi
purba Iran yang ada menyebut nama Kambujiya,satu keturunan diraja.Kambujiya
adalah nama dalam Parsi Kuno.Nama Kambujiya di dalam bahasa Yunani ialah
Cambyses. Kambujiya atau Kambaujiya adalah nama kepada beberapa raja-raja
Parsi dalam dinasti Achaemenid.

Emperor Cambyses adalah warisan dari Madayu (Mada,Medes,Madyan,Midian,Medea)
telah memerintah lebih lama sebelum Cyrus The Great menaiki takhta.

Lihat puzzle setakat ini:
Keturah,
Nabi Ibrahim,
Jawi,
Cambyses
Kambuja
Scythia
Manessah
Mala
Malai
Mada
Mada-yu
Mala
Mala-yu

Siapakah The Lost Tribe of Mala? Apa kaitan The Lost Tribe of Israel
(Manessah dari jurai keturunan Joseph/Nabi Yusof) dengan bangsa Mala? Apakah
yg berlaku antara bangsa Melayu dan Yahudi 2,000 tahun sebelum masehi? Jika
Red Indian dan Tanah Amerika bukan 'The Promised Land' jadi dimanakah 'The
Promised Land' sebenar?

"Menurut Ibnu Athir, seorang ahli sejarah Islam terkenal, bangsa Melayu
dikatakan berasal dari keturunan Nabi lbrahim a.s. Bangsa Melayu, menurut
beliau, ialah Bani Jawi, iaitu keturunan lbrahim a.s., dari isterinya yang
ketiga bernama Qatura. Bagi anak-anak dari keturunan Qatura ini, baginda
telah memerintahkan agar berpindah ke timur dengan memberikan
bekalan-bekalan yang perlu bagi memulakan hidup baru, maka mereka pun
meninggalkan tanah Kanaan untuk berpindah ke timur. Dikatakan bahawa Nabi
Ibrahim a.s, itu melahirkan tiga keturunan yang besar, pertama ialah bangsa
Arab, dari keturunan anaknya Ismail a.s, kedua ialah bangsa Israel dari
keturunan Ishak a.s, dan ketiga ialah bangsa Melayu (Bani Jawi) dari
keturunan anaknya menerusi perkahwinan dengan Qatura. Sejak dari zaman
dahulu lagi orang-orang Arab memanggil kepulauan Tanah Melayu ini sebagai
Tanah Jawi. Bani itu bererti anak-anak atau keturunan, sebagaimana juga nama
Bani Lavi (Levi) dari puak Israel (ibid)."

Minggu, 09 Mei 2010

MELURUSKAN DOKTRIN TRINITAS


Kaum misionaris Kristen senantiasa mengajarkan bahwa Tuhan itu terdiri atas tiga pribadi dalam satu substansi atau yang lebih dikenal dengan istilah Trinitas atau Tritunggal (Bapa, Anak/Yesus, dan Ruh Kudus). Dari manakah dasar ajaran dan keyakinan ini? Adakah tertulis dalam Alkitab/Bibel?

Pada bagian ini kita akan mencermati apa yang dikatakan Alkitab tentang konsep ketuhanan. Tentu saja dalam pembahasan ini kita harus memisahkan antara ajaran (Doktrin) dan keyakinan tentang Trinitas dengan apa saja yang dikatakan Alkitab tentang konsep ketuhanan .
1. Bapa/Allah.    Perjanjian Lama secara tegas menyatakan bahwa tidak ada tuhan-tuhan lain bagi umat Israel kecuali Allah. Akulah Tuhanmu, yang telah membebaskanmu dari negeri Mesir, keluar dari tempat perbudakan; engkau tidak ada memiliki tuhan-tuhan lain selain Aku. (Keluaran 20:2-3 - al. Douay-Rheims Bible 1582 M & King James Version 1611 M)  Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui, bahwa Tuhanlah Allah, tidak ada yang lain kecuali Dia. (Ulangan 4:35) Bahkan, dalam Perjanjian Baru, Yesus sendiri menyatakan secara tegas bahwa Tuhan itu hanyalah Allah saja. Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. (Markus 12:29)  Jawab Yesus: "Mengapa engkau memanggilku Guru yang baik? Hanya Satu yang baik, yaitu Allah. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah-Nya. (Matius 19:17 - al. Douay-Rheims Bible 1582 M & King James Version 1611 M).  inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. (Yohanes 17:3).  Konsep ketuhanan dan keesaan Allah ini sangat jelas dikatakan oleh Alkitab.
Dari sudut pandang berbeda, haruslah bijak dalam memahami  konsep trinitas tersebut. Kata Bapak sebagai ganti Allah merupakan Amsal (Perumpamaan) dimana butuh pentafsiran yang mendalam agar kita memahami hakikat dari kata-kata/kalimat itu . Penggunaan kata Allah kepada Bapak dikarenakan sebagaimana fungsi Bapak. Dalam sebuah kehidupan rumah tangga, yaitu sebagai pemimpin dari sebuah komunitas dalam rumah tangga, sebagai pengayom, Pembina, pelindung, pendidik, pengatur, pemelihara. Karena masalah fungsi itulah penggantian kata Allah ke Bapak  dipergunakan. Bukan berarti ketika ada kata bapak menjadi subtansi yang berbeda ketika memahaminya sebagai mana mayoritas kaum Kristen sekarang ini.
2. Anak Allah.    Frasa "anak Allah" banyak ditemukan dalam Alkitab. Namun demikian, Alkitab tidak pernah menyatakan bahwa "anak Allah", siapa pun dia, memiliki kesetaraan dengan Allah. Tampaknya, Alkitab hanya ingin menggambarkan bahwa siapa saja yang memiliki hubungan kedekatan secara spiritual dengan Allah dianugerahi gelar sebagai "anak Allah". Simak lah firman Allah berikut ini : Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung; (Keluaran 4:22) Dengan menangis mereka akan datang, dengan hiburan Aku akan membawa mereka; Aku akan memimpin mereka ke sungai-sungai, di jalan yang rata, di mana mereka tidak akan tersandung; sebab Aku telah menjadi Bapa Israel, Efraim adalah anak sulung-Ku. (Yeremia 31:9).
Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, anak Allah. (Markus 1:1) anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah. (Lukas 3:38) Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. (Matius 5:9) Selain itu, Alkitab juga menggambarkan bahwa orang-orang yang memiliki hubungan kedekatan secara sepiritual dengan Allah dianggap menjadi satu kesatuan dengan Allah. Yesus berkata: Bapaku, yang memberikan mereka kepadaku, lebih besar daripada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu. (Yohanes 10:29-30). Dan bukan untuk mereka ini saja aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepadaku oleh pemberitaan mereka, supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam aku dan aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus aku ... Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam aku, supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi aku ... dan aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepadaku ada di dalam mereka dan aku di dalam mereka. (Yohanes 17:20-21,23,26)

Singkatnya, Alkitab mengatakan bahwa yang disebut "anak Allah" tidak hanya menunjuk kepada pribadi tertentu, tetapi bahkan meliputi segenap umat dan makhluk tertentu). Sebagian besar umat Kristen menuhankan Yesus bersandarkan pada ayat berikut: Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibunya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Ruh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami istri. (Matius 1:18)Umat Kristen berkeyakinan bahwa Ruh Kudus adalah Ruh Allah atau Allah sendiri, karenanya, bisa dipahami bahwa Yesus merupakan pengejawantahan dari Ruh Kudus atau Allah.
Namun demikian, Alkitab mencatat tentang peristiwa kelahiran Yohanes Pembaptis (Nabi Yahya) yang tidak kalah ajaibnya dibandingkan dengan peristiwa kelahiran Yesus dari perawan Maria. Konon, Yohanes Pembaptis lahir dari seorang perempuan mandul yang sudah tua bangka, namanya Elisabet, istri Nabi Zakharia. Peristiwa kehamilan Elisabet ini, dijelaskan dalam Alkitab, tidak terlepas dari bantuan penuh Ruh Kudus. Konon, Yohanes Pembaptis diperkuat oleh Ruh Kudus mulai dari rahim ibunya. Berikut petikan ayat-ayatnya: Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Istrinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet ... Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya ... Tetapi malaikat (Gabriel/Jibril) itu berkata kepadanya: "Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, istrimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes ... Sebab ia (Yohanes) akan besar di hadapan Tu[h]an dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Ruh Kudus mulai dari rahim ibunya ... Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Ruh Kudus. (Lukas 1:5,7,13,15,41).  Jika kita mau konsisten, maka kisah kelahiran Yohanes Pembaptis di atas tidak kalah ajaibnya dengan kisah kelahiran Yesus menurut Alkitab. Keduanya, memiliki kualifikasi yang sama, yakni sama-sama berkat campur tangan langsung Ruh Kudus. Bedanya, jika Yesus lahir dari seorang perawan muda, maka Yohanes Pembaptis lahir dari seorang perempuan mandul yang sudah tua bangka. Keduanya tidak mungkin lahir tanpa bantuan langsung Ruh Kudus.  Jika Yesus dianggap Tuhan karena kejadiannya oleh sebab campur tangan langsung Ruh Kudus, maka, mengapa umat Kristen tidak menuhankan Yohanes Pembaptis, yang juga kejadiannya oleh sebab campur tangan langsung Ruh Kudus?
Dari uraian tersebut diatas tak henti-hentinya penulis mengajak saudara-saudara bersikap bijaksana dan penuh hikmah dalam memahami istilah “Anak Allah”. Anak adalah buah dari persetubuan seorang laki-laki dan perempuan, dalam prosesnya pembentukanya  Sperma bertemu dengan indung telur lalu terjadilah pembuahan (Alqoh),  Kemudian menjadi mudgoh (Organ yang lunak yang menempel didinding rahim) Lalu berproses menjadi Izoman (Organ lunak yang menempel berproses menjadi rangka /Tulang) Kemudian dibalut dengan daging (Lahman), pada saat waktunya  ia akan menjadi makhluk lain yakni yang lahir menjadi bayi. (Manusia). Qs: 23/12-14.
Dalam perkembanganya Manusia yang baru lahir tak lepas dari campur tangan orang tua, orang tuanya yang mendidik, mengayomi, melindungi, memelihara dan menjadi pengaturnya sehingga orang tua fungsi sebagai ROB pada waktu itu. Hingga Anak mencapai usia 6 sampai 14 tahun mulailah fungsi orang tua sebagai rob mulai beralih, bisa dilihat pada usia itu anak mulai membangkang dan melawan orang tuanya, seiring perkembangan kemajuan pencarian jadi dirinya, bahwa fungsi orang tua sebagai rob harus beralih kepada fungi Allah sebagai robnya manusia,  tentunya ketika sang anak sudah mulai mengedepankan qolbunya untuk berfikir tentang mana haq dan bathil.
Kata “Anak Allah” adalah Amsal / perumpamaan, bahwa seorang anak sudah sepatut dan selazimnya selalu mentaati orangtuanya. Yang dalam hal ini Orang tuanya adalah Allah. Jadi pengenaan dan penggunaan Kata “Anak Allah” adalah kepada manusia, yang  dibawah bimbingan, aturan, pemeliharaan, kepemimpinan Allah.
Persepsi akan berubah manakala Penggunaan kata “Anak Allah” yaitu anak Biologis (Bukan Anak ruh). Karena hal tersbut akan melanggar hukumya (Firman) sendiri  ketika Allah sebagi Al-Kholik (Pencipta) sama dengan ciptaan-Nya (Makhluk)   Qs: 16/17. Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-apa) ?. Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran.
3. Ruh Kudus.. Simak ayat berikut: Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Ruh Allah melayang-layang di atas permukaan air. (Kejadian 1:2). Ruh Allah sebagaimana tersebut dalam ayat di atas (Perjanjian Lama) bermakna Allah sendiri. Demikian juga dengan ruh Allah sebagaimana tersebut dalam pesan Yesaya berikut ini: Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh ruh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa. (Yesaya 42:1). Ruh Allah dalam pesan Yesaya di atas bermakna ruh ciptaan Allah. Allah telah menentukan "orang pilihan"-Nya dengan memberikan ruh kepadanya. Makhluk hidup seperti malaikat, jin, manusia, dan binatang semuanya memiliki ruh yang diciptakan oleh Allah. Namun demikian, hanya tertentu saja dari mereka yang menjadi "orang pilihan"-Nya. Berkenaan dengan pesan Yesaya di atas, Perjanjian Baru secara khusus menyebut istilah ruh Allah berikut ini:  Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan ia melihat ruh Allah seperti burung merpati turun ke atasnya, lalu terdengarlah suara dari langit yang mengatakan: "Inilah anak-Ku yang Kukasihi, kepadanyalah Aku berkenan." (Matius 3:16-17) Ayat Matius tersebut sebenarnya merupakan pesan dari Yesaya di atas.  Perjanjian Lama Bahkan, dalam Perjanjian Baru sendiri, dengan mengkontraskan Matius 1:18 dan Lukas 1:26-27 dapat diidentifikasi bahwa Ruh Kudus sebenarnya adalah malaikat Gabriel/Jibril.
Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Ruh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. (Matius 1:18) Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. (Lukas 1:26-27) Ringkasnya, identifikasi yang paling mungkin atau bahkan paling tepat tentang pribadi Ruh Kudus adalah malaikat Gabriel. Malaikat Gabriel adalah malaikat yang mempunyai tugas sebagai penyampai wahyu/ilham/pesan dari Allah kepada orang-orang tertentu yang menjadi pilihan Allah di muka bumi. Sebagai mana Al-Quran berkata : Qs: 26 / 192-194. 
Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. Dan sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan,
Dalam hal ini perlu dijelaskan ketika malaikat Gabriel/Jibril menghampiri Maria, dengan menjanjikan Ruh Kudus:Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya: "Ruh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, anak Allah. (Lukas 1:34-35).
Masalah perdebatan tentang Ruh sudah ada dari dulu sebagaimana Al-Quran Surat 17 (Al-Isro) Ayat 85 mengatakan :  Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk printah (Urusan) Tu[h]an-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit." Dari firman Allah diatas  “Mereka bertanya  tentang  RUH” siapa yang bertanya waktu itu kepada Muhammad??? Yaitu para Ahli kitab yahudi dan nasrani karena meraka (Ahli kitab) sudah tidak memahami istilah ruh, istilah RUH berubah menjadi ROH yang dipersepsikan sebagai NYAWA yang menghidupkan orang.   Ketika itu Allah memerintahkan kepada Muhammad, Jawablah!!!.... Bahwa Ruh itu adalah PERINTAH Rob Ku. Di ayat lain Qs: 42/52 Allah berkata :  Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan PERINTAH Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.
Bila kita Fahami Ruhul Kudus adalah dua kata yang digabung menjadi satu yakni Ruh Dan Kudus, sebagaimana pembahasan diatas Ruh adalah perintah /Wahyu sedangkan Kuddus adalah suci. Jadi Ruhul Quddus  bermakna adalah perintah  Suci yaitu perintah-perintah atau aturan-aturan Allah yang suci. Yang termaktub dalam kitab-kitab Allah baik yang tersirat maupun yang tersurat  dengan kata lain Ruhul Quddus itu adalah wahyu yang menghidupkan manusia dengan perintah-perintah-Nya.
Kesimpulan:
Trinitas yang dalam istilahnya adalah Mabadi Tsalasa (Tiga Keterkaitan) adalah Ajaran Allah yang Hak, bila kita memahaminya Sebagai berikut: Ketika Ada seorang manusia yang tingkah laku, perbuatan dan ucapanya sesuai dengan Firman-Firman Allah/Ruhulloh (Dengan kata lain kesurupan Allah), Berarti ia adalah Firman Allah yang menjelma menjadi manusia, (Allah yang bermanunggaling/menjadi satu dengan manusian), (Hakikat Bapak (Allah) & Ruhul Quddus). Dan didalam hidupnya Ia selalu dipimpin Oleh Bapak ( Allah), berdasarkan perintah Bapak (Allah) (itulah Hakikat Anak Allah). Anak ruh, bukan anak biologis.  Sebagai mana Ucapan Syaikh Siti Jenar “ Manunggaling kawula gusti Allah” Ketika manunggalnya /Bersatunya Allah dengan Manusia Ia adalah Allah yang turun ke bumi menjelma menjadi manusia, kemudian ia bisa berkata “Ana Al-Haq” (Akulah yang haq ).