KEBERSERAHAN DIRI


DAMAI SEJAHTERA

BLOG INI HANYA UNTUK MANUSIA YANG MENDAMBAKAN PERDAMAIAN DUNIA KHUSUSNYA ANAK-ANAK ABRAHAM AGAR TERCIPTANYA SEBUAH SYSTEM KEHIDUPAN KEBERSERAHAN DIRI, DAMAI DAN SEJAHTERAH

Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat/firman (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tiada kita abdi kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah." Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)."

Laman

Minggu, 09 Mei 2010

MELURUSKAN DOKTRIN TRINITAS


Kaum misionaris Kristen senantiasa mengajarkan bahwa Tuhan itu terdiri atas tiga pribadi dalam satu substansi atau yang lebih dikenal dengan istilah Trinitas atau Tritunggal (Bapa, Anak/Yesus, dan Ruh Kudus). Dari manakah dasar ajaran dan keyakinan ini? Adakah tertulis dalam Alkitab/Bibel?

Pada bagian ini kita akan mencermati apa yang dikatakan Alkitab tentang konsep ketuhanan. Tentu saja dalam pembahasan ini kita harus memisahkan antara ajaran (Doktrin) dan keyakinan tentang Trinitas dengan apa saja yang dikatakan Alkitab tentang konsep ketuhanan .
1. Bapa/Allah.    Perjanjian Lama secara tegas menyatakan bahwa tidak ada tuhan-tuhan lain bagi umat Israel kecuali Allah. Akulah Tuhanmu, yang telah membebaskanmu dari negeri Mesir, keluar dari tempat perbudakan; engkau tidak ada memiliki tuhan-tuhan lain selain Aku. (Keluaran 20:2-3 - al. Douay-Rheims Bible 1582 M & King James Version 1611 M)  Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui, bahwa Tuhanlah Allah, tidak ada yang lain kecuali Dia. (Ulangan 4:35) Bahkan, dalam Perjanjian Baru, Yesus sendiri menyatakan secara tegas bahwa Tuhan itu hanyalah Allah saja. Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. (Markus 12:29)  Jawab Yesus: "Mengapa engkau memanggilku Guru yang baik? Hanya Satu yang baik, yaitu Allah. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah-Nya. (Matius 19:17 - al. Douay-Rheims Bible 1582 M & King James Version 1611 M).  inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. (Yohanes 17:3).  Konsep ketuhanan dan keesaan Allah ini sangat jelas dikatakan oleh Alkitab.
Dari sudut pandang berbeda, haruslah bijak dalam memahami  konsep trinitas tersebut. Kata Bapak sebagai ganti Allah merupakan Amsal (Perumpamaan) dimana butuh pentafsiran yang mendalam agar kita memahami hakikat dari kata-kata/kalimat itu . Penggunaan kata Allah kepada Bapak dikarenakan sebagaimana fungsi Bapak. Dalam sebuah kehidupan rumah tangga, yaitu sebagai pemimpin dari sebuah komunitas dalam rumah tangga, sebagai pengayom, Pembina, pelindung, pendidik, pengatur, pemelihara. Karena masalah fungsi itulah penggantian kata Allah ke Bapak  dipergunakan. Bukan berarti ketika ada kata bapak menjadi subtansi yang berbeda ketika memahaminya sebagai mana mayoritas kaum Kristen sekarang ini.
2. Anak Allah.    Frasa "anak Allah" banyak ditemukan dalam Alkitab. Namun demikian, Alkitab tidak pernah menyatakan bahwa "anak Allah", siapa pun dia, memiliki kesetaraan dengan Allah. Tampaknya, Alkitab hanya ingin menggambarkan bahwa siapa saja yang memiliki hubungan kedekatan secara spiritual dengan Allah dianugerahi gelar sebagai "anak Allah". Simak lah firman Allah berikut ini : Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung; (Keluaran 4:22) Dengan menangis mereka akan datang, dengan hiburan Aku akan membawa mereka; Aku akan memimpin mereka ke sungai-sungai, di jalan yang rata, di mana mereka tidak akan tersandung; sebab Aku telah menjadi Bapa Israel, Efraim adalah anak sulung-Ku. (Yeremia 31:9).
Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, anak Allah. (Markus 1:1) anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah. (Lukas 3:38) Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. (Matius 5:9) Selain itu, Alkitab juga menggambarkan bahwa orang-orang yang memiliki hubungan kedekatan secara sepiritual dengan Allah dianggap menjadi satu kesatuan dengan Allah. Yesus berkata: Bapaku, yang memberikan mereka kepadaku, lebih besar daripada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu. (Yohanes 10:29-30). Dan bukan untuk mereka ini saja aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepadaku oleh pemberitaan mereka, supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam aku dan aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus aku ... Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam aku, supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi aku ... dan aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepadaku ada di dalam mereka dan aku di dalam mereka. (Yohanes 17:20-21,23,26)

Singkatnya, Alkitab mengatakan bahwa yang disebut "anak Allah" tidak hanya menunjuk kepada pribadi tertentu, tetapi bahkan meliputi segenap umat dan makhluk tertentu). Sebagian besar umat Kristen menuhankan Yesus bersandarkan pada ayat berikut: Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibunya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Ruh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami istri. (Matius 1:18)Umat Kristen berkeyakinan bahwa Ruh Kudus adalah Ruh Allah atau Allah sendiri, karenanya, bisa dipahami bahwa Yesus merupakan pengejawantahan dari Ruh Kudus atau Allah.
Namun demikian, Alkitab mencatat tentang peristiwa kelahiran Yohanes Pembaptis (Nabi Yahya) yang tidak kalah ajaibnya dibandingkan dengan peristiwa kelahiran Yesus dari perawan Maria. Konon, Yohanes Pembaptis lahir dari seorang perempuan mandul yang sudah tua bangka, namanya Elisabet, istri Nabi Zakharia. Peristiwa kehamilan Elisabet ini, dijelaskan dalam Alkitab, tidak terlepas dari bantuan penuh Ruh Kudus. Konon, Yohanes Pembaptis diperkuat oleh Ruh Kudus mulai dari rahim ibunya. Berikut petikan ayat-ayatnya: Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Istrinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet ... Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya ... Tetapi malaikat (Gabriel/Jibril) itu berkata kepadanya: "Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, istrimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes ... Sebab ia (Yohanes) akan besar di hadapan Tu[h]an dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Ruh Kudus mulai dari rahim ibunya ... Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Ruh Kudus. (Lukas 1:5,7,13,15,41).  Jika kita mau konsisten, maka kisah kelahiran Yohanes Pembaptis di atas tidak kalah ajaibnya dengan kisah kelahiran Yesus menurut Alkitab. Keduanya, memiliki kualifikasi yang sama, yakni sama-sama berkat campur tangan langsung Ruh Kudus. Bedanya, jika Yesus lahir dari seorang perawan muda, maka Yohanes Pembaptis lahir dari seorang perempuan mandul yang sudah tua bangka. Keduanya tidak mungkin lahir tanpa bantuan langsung Ruh Kudus.  Jika Yesus dianggap Tuhan karena kejadiannya oleh sebab campur tangan langsung Ruh Kudus, maka, mengapa umat Kristen tidak menuhankan Yohanes Pembaptis, yang juga kejadiannya oleh sebab campur tangan langsung Ruh Kudus?
Dari uraian tersebut diatas tak henti-hentinya penulis mengajak saudara-saudara bersikap bijaksana dan penuh hikmah dalam memahami istilah “Anak Allah”. Anak adalah buah dari persetubuan seorang laki-laki dan perempuan, dalam prosesnya pembentukanya  Sperma bertemu dengan indung telur lalu terjadilah pembuahan (Alqoh),  Kemudian menjadi mudgoh (Organ yang lunak yang menempel didinding rahim) Lalu berproses menjadi Izoman (Organ lunak yang menempel berproses menjadi rangka /Tulang) Kemudian dibalut dengan daging (Lahman), pada saat waktunya  ia akan menjadi makhluk lain yakni yang lahir menjadi bayi. (Manusia). Qs: 23/12-14.
Dalam perkembanganya Manusia yang baru lahir tak lepas dari campur tangan orang tua, orang tuanya yang mendidik, mengayomi, melindungi, memelihara dan menjadi pengaturnya sehingga orang tua fungsi sebagai ROB pada waktu itu. Hingga Anak mencapai usia 6 sampai 14 tahun mulailah fungsi orang tua sebagai rob mulai beralih, bisa dilihat pada usia itu anak mulai membangkang dan melawan orang tuanya, seiring perkembangan kemajuan pencarian jadi dirinya, bahwa fungsi orang tua sebagai rob harus beralih kepada fungi Allah sebagai robnya manusia,  tentunya ketika sang anak sudah mulai mengedepankan qolbunya untuk berfikir tentang mana haq dan bathil.
Kata “Anak Allah” adalah Amsal / perumpamaan, bahwa seorang anak sudah sepatut dan selazimnya selalu mentaati orangtuanya. Yang dalam hal ini Orang tuanya adalah Allah. Jadi pengenaan dan penggunaan Kata “Anak Allah” adalah kepada manusia, yang  dibawah bimbingan, aturan, pemeliharaan, kepemimpinan Allah.
Persepsi akan berubah manakala Penggunaan kata “Anak Allah” yaitu anak Biologis (Bukan Anak ruh). Karena hal tersbut akan melanggar hukumya (Firman) sendiri  ketika Allah sebagi Al-Kholik (Pencipta) sama dengan ciptaan-Nya (Makhluk)   Qs: 16/17. Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-apa) ?. Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran.
3. Ruh Kudus.. Simak ayat berikut: Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Ruh Allah melayang-layang di atas permukaan air. (Kejadian 1:2). Ruh Allah sebagaimana tersebut dalam ayat di atas (Perjanjian Lama) bermakna Allah sendiri. Demikian juga dengan ruh Allah sebagaimana tersebut dalam pesan Yesaya berikut ini: Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh ruh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa. (Yesaya 42:1). Ruh Allah dalam pesan Yesaya di atas bermakna ruh ciptaan Allah. Allah telah menentukan "orang pilihan"-Nya dengan memberikan ruh kepadanya. Makhluk hidup seperti malaikat, jin, manusia, dan binatang semuanya memiliki ruh yang diciptakan oleh Allah. Namun demikian, hanya tertentu saja dari mereka yang menjadi "orang pilihan"-Nya. Berkenaan dengan pesan Yesaya di atas, Perjanjian Baru secara khusus menyebut istilah ruh Allah berikut ini:  Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan ia melihat ruh Allah seperti burung merpati turun ke atasnya, lalu terdengarlah suara dari langit yang mengatakan: "Inilah anak-Ku yang Kukasihi, kepadanyalah Aku berkenan." (Matius 3:16-17) Ayat Matius tersebut sebenarnya merupakan pesan dari Yesaya di atas.  Perjanjian Lama Bahkan, dalam Perjanjian Baru sendiri, dengan mengkontraskan Matius 1:18 dan Lukas 1:26-27 dapat diidentifikasi bahwa Ruh Kudus sebenarnya adalah malaikat Gabriel/Jibril.
Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Ruh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. (Matius 1:18) Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. (Lukas 1:26-27) Ringkasnya, identifikasi yang paling mungkin atau bahkan paling tepat tentang pribadi Ruh Kudus adalah malaikat Gabriel. Malaikat Gabriel adalah malaikat yang mempunyai tugas sebagai penyampai wahyu/ilham/pesan dari Allah kepada orang-orang tertentu yang menjadi pilihan Allah di muka bumi. Sebagai mana Al-Quran berkata : Qs: 26 / 192-194. 
Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. Dan sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan,
Dalam hal ini perlu dijelaskan ketika malaikat Gabriel/Jibril menghampiri Maria, dengan menjanjikan Ruh Kudus:Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya: "Ruh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, anak Allah. (Lukas 1:34-35).
Masalah perdebatan tentang Ruh sudah ada dari dulu sebagaimana Al-Quran Surat 17 (Al-Isro) Ayat 85 mengatakan :  Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk printah (Urusan) Tu[h]an-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit." Dari firman Allah diatas  “Mereka bertanya  tentang  RUH” siapa yang bertanya waktu itu kepada Muhammad??? Yaitu para Ahli kitab yahudi dan nasrani karena meraka (Ahli kitab) sudah tidak memahami istilah ruh, istilah RUH berubah menjadi ROH yang dipersepsikan sebagai NYAWA yang menghidupkan orang.   Ketika itu Allah memerintahkan kepada Muhammad, Jawablah!!!.... Bahwa Ruh itu adalah PERINTAH Rob Ku. Di ayat lain Qs: 42/52 Allah berkata :  Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan PERINTAH Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.
Bila kita Fahami Ruhul Kudus adalah dua kata yang digabung menjadi satu yakni Ruh Dan Kudus, sebagaimana pembahasan diatas Ruh adalah perintah /Wahyu sedangkan Kuddus adalah suci. Jadi Ruhul Quddus  bermakna adalah perintah  Suci yaitu perintah-perintah atau aturan-aturan Allah yang suci. Yang termaktub dalam kitab-kitab Allah baik yang tersirat maupun yang tersurat  dengan kata lain Ruhul Quddus itu adalah wahyu yang menghidupkan manusia dengan perintah-perintah-Nya.
Kesimpulan:
Trinitas yang dalam istilahnya adalah Mabadi Tsalasa (Tiga Keterkaitan) adalah Ajaran Allah yang Hak, bila kita memahaminya Sebagai berikut: Ketika Ada seorang manusia yang tingkah laku, perbuatan dan ucapanya sesuai dengan Firman-Firman Allah/Ruhulloh (Dengan kata lain kesurupan Allah), Berarti ia adalah Firman Allah yang menjelma menjadi manusia, (Allah yang bermanunggaling/menjadi satu dengan manusian), (Hakikat Bapak (Allah) & Ruhul Quddus). Dan didalam hidupnya Ia selalu dipimpin Oleh Bapak ( Allah), berdasarkan perintah Bapak (Allah) (itulah Hakikat Anak Allah). Anak ruh, bukan anak biologis.  Sebagai mana Ucapan Syaikh Siti Jenar “ Manunggaling kawula gusti Allah” Ketika manunggalnya /Bersatunya Allah dengan Manusia Ia adalah Allah yang turun ke bumi menjelma menjadi manusia, kemudian ia bisa berkata “Ana Al-Haq” (Akulah yang haq ).

8 komentar:

  1. puji puji bagi tuan semesta alam....

    BalasHapus
  2. ah anda ini ngawur sekali mengaitkan ajaran manunggaling kawula Gusti syekh siti jenar dengan doktrin trinitas.. Kawula (makhluq) memang manunggal dengan Gusti (Kholiq)/imanen. tapi makhluq tetaplah makhluq. ketika syekh siti jenar mengatakan dia adalah Tuhan apakah lantas dia ingin dikatakan Tuhan lain selain Allah. tidak. ketika alhallaj mengatakan ana Al Haq apakah lantas dia ingin juga disebut Tuhan lain selain Allah? TIDAK.

    BalasHapus
  3. doktrin trinitas adalah doktrin paling konyol di dunia. mentuhankan manusia yang jelas pasti punya keterbatasan. dan konyol menganggap makhluq yang punya keterbatasan dengan sebutan TUHAN yang anda sembah2. coba tanya kepada penganut hindu apakah mereka mentuhankan TUHAN sekonyol Tuhan anda?? hindu punya tuhan hanya SATU. brahmana wisnu hanyalah semacam wali bagi mereka. coba tanya juga sama umat hindu apakah mereka mentuhankan Tuhan sekonyol Tuhan anda? mereka menganggap Budha juga hanya sebagai Wali bagi mereka. coba juga tanya pada penganut ajaran konghucu. hanya andalah yang punya doktrin paling konyol didunia.

    damailah indonesiaku.. tanpa kekonyolan konsep anda..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai segitiga adalah bentuk bangunan paling kokoh didunia ini, kalo hanya tiang antara kita dan tuhan pasti tiang tersebut akan jatuh tanpa ada penegak

      Hapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Gw setuju bagian trinitas itu amsal/pengandaian.
    Nah jgn dibikin kabur antara data dan opini..
    Data itu, di kanonisasi Bible dan penerjemahannya dari aramaic / paleo Hebrew ke hebrew ke Greek koine s/d ke bahasa2 lain di dunia, banyak terdistorsi karena ada penyakit didalam hati manusia. Salah satunya Saul dari tarsus, yg kemudian dikenal Paulus. Ajaran asli Isa/Jesus/yeshu yg aslinya untuk Bani Israil yg tersesat diminta legitimasi oleh Saul kepada 11 org murid Yesus( 1 lg yahuda udah mati waktu itu) dalam konsili Yerusalem agar menjadi ke seluruh bangsa di luar Bani israil.Sedangkan trinitas dilegitimasi di konsili nicea. Kanonisasinya rancu, mencampurkan antara ajaran Zabur/mazmur, torah dan Injil dengan penambahan seperti surat2 Paulus dan lainnya. Ada old Testament/torah, new Testament/Injil, namun karena Injil telah terdistorsi, dihapuslah mata rantai kenabian dan kitabnya, the last Testament/Qur'an beserta Muhammadim/Muhammad yg terpuji.
    Yg salah siapa? Mereka yg dari dulu benci thd kaum yg mengikuti ajaran Tuhan yg Esa / Tauhid. Umat dunia jaman terakhir di kasih benalu bernama khawarij dan Syi'ah, umat Isa dikasih benalu trinitas + doktrin gereja + paus terlepas dari dosa + dosa bawaan, umat Musa dikasih benalu zionist/jesuit ordo + talmud + uzair anak tuhan.
    Dari jaman Adam dan hawa/Eva, agamanya 1. Yg menyembah dan berserah diri hanya kepada Allah yg Esa.
    Kenapa nama agamanya baru di deklare di the last Testament/Qur'an? Karena risalah2 yg berupa suhuf di zaman nabi sebelumnya belum sempurna. Makanya mau nabi apapun bilangnya ajaran Musa, ajaran Isa dll. Musa ga pernah declare nama agamanya Yahudi. Isa ga pernah declare nama agamanya Kristen (dari kristos Yunani) atau Nasrani. Pengikut2nya disuruh balik ke tauhid malah musuhin Islam, padahal itu agama nabi2 sebelumnya yg Haq.
    Padahal moyangnya idem, Ibrahim. Ntah yg turun melalui shem/Sam dan asalnya bahasa semitic, Hem ataupun yafeth.
    Ngapa kita ribut bukannya berpikir objektif dan membuang nafsu keAkuan, kalau memang mau mencari kebenaran.
    Wallahu 'alam bissawab.

    BalasHapus
  6. Jaman nabi isa belum ada tentang saret agama jadi yg diajarkan isa tentang wahdatul wujud semua.orang jaman nabi isa sudah melekat dgn ajaran wahdatul wujud..dan orang jaman kristen skrg salah paham mengartikannya tentang wahdatul wujud MANEVITASI WUJUD TUHAN..

    BalasHapus